Presiden RI ke-6, Ketua Umum PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan kedukaannya di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019). (foto: detik)

Cikeas: Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berduka atas wafatnya ibunda tercinta, Siti Habibah. Dia mengatakan tahun ini menjadi waktu terberat bagi keluarganya, selepas kepergian Ani Yudhoyono.

“Di pendopo ini, kalau Bapak-Ibu melihat sebelah kanan belum lama, belum genap 3 bulan waktu itu, 1 Juni, jenazah istri tercinta tiba dari Singapura, 2 Juni juga diberangkatkan di tempat peristirahatan yang terakhir, kami hari ini menghadapi ujian dan cobaan yang sama, orang yang amat kami sayangi, Siti Habibah binti Abdul Kohar, berpulang ke rahmatullah tadi malam di RS Mitra Keluarga Cibubur. Tapi saya yakin bahwa ujian dan cobaan yang diberikan kepada saya dan keluarga masih belum apa-apanya daripada anugerah yang diberikan Allah dan keluarga saya harus menerima dengan tawakal dan tabah. Dan percaya, rencana ini keputusan Allah ini jauh lebih indah daripada yang kami inginkan. Sebagai manusia biasa, saya tentu kehilangan kedua orang yang saya sangat sayangi. Saya kira itu manusiawi. Tapi keimanan saya, akal sehat saya, saya bisa menerima takdir Allah,” kata SBY di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019).

SBY lalu mengenang momen almarhum istrinya, Ani Yudhoyono, yang memiliki perhatian khusus kepada sang ibunda, Siti Habibah. Sebelum divonis kanker, kata SBY, Ani Yudhoyono sudah memikirkan soal peristirahatan terakhir Siti Habibah, mengingat kondisinya yang sudah menua.

“‘Pepo, Ibu kita, Eyang Habibah, keadaannya sudah seperti ini, kita harus memikirkan bukan mendahului kehendak Allah, tetapi kalau nanti dipanggil mau kita makamkan di mana,’ itu Ibu Ani. ‘Mau ke Madiun? Disemayamkan bersama ibundanya atau Jakarta dekat dengan kita.’ Karena saya anak tunggal, Ibu Habibah punya dua cucu, begitu logikanya, dua-duanya bisa saya bawa ke Madiun, kita istirahatkan terakhir bersama ibundanya atau Jakarta. Tanpa saya ketahui, Bu Ani sudah jalan meninjau beberapa tempat,” kenang SBY.

Tak hanya itu, Ani Yudhoyono juga sosok yang paling tekun menjenguk Siti Habibah. Bahkan beberapa kali ia mengingatkan SBY untuk menjenguk ibundanya itu. 

Lebih lanjut, Ketum Demokrat ini menceritakan saat ibundanya mengembuskan napas terakhir di rumah sakit. Di samping ibundanya, SBY menyampaikan permohonan maaf.

“Saya bisikkan sambil saya cium keningnya, intinya saya mohon maaf selama ini, permohonan maaf yang setulus-tulusnya karena ibunda saya ini sebelum sakit hampir tiap hari puasa dan tirakat, barangkali saya mendapatkan peluang memimpin Indonesia ini, tirakat dari ibu saya,” kata SBY.

“Yang kedua, sambil menangis, saya tidak yakin, apakah ibunda saya ini betul-betul tahu apakah istri sudah berpeluang ke rahmatullah karena komunikasi kami 1-2 tahun ini tidak lancar, saya khawatir karena Bu Ani tidak ada, mungkin ibu bertanya ‘ke mana Ani’, itulah tadi malam saya bisikkan, ‘Ibu, mamanya Agus, Memo, sudah berpulang ke rahmatullah, tapi satu hal sampai akhir hayatnya, Memo sangat menyayangi Ibu,’ saya bisikkan supaya mengerti betul orang terdekat menyayanginya,” imbuh SBY. 

(detik/dik)