Oleh: M. Rifai Darus*)
Politik Indonesia saat ini sedang cepat bergerak dan terus bergerak, dengan kelompok mudanya berbicara tentang sekarang dan masa depan.
Gerakan yang dilakukan Sekjend PDIP Hasto yang mengungkit kasus 27 Juli 1996 adalah gerakan mundur/usang yang tidak melahirkan sebuah semangat perubahan sekarang dan masa depan.
Memang sejarah tidak boleh dilupakan apalagi ditinggalkan, namun memainkan gerakan politik yang membawa sebuah tragedi pahit bangsa ini adalah bentuk sebuah kepanikan dalam menghadapi perubahan politik kekinian yang begitu cepat dengan menempatkan sejarah sebagai guru untuk menambah semangat gerakan perubahan itu.
Tragedi Kudatuli jika ingin dibuka, tidak perlu meminta kelompok lain untuk memberikan penjelasan, cukup Ibu Megawati tampil di hadapan rakyat lalu berbicara secara terbuka tentang kejadian itu.
Kata Gus Dur, “Gitu aja kok repot”.
*)Wakil Sekjend DPP PD
Surabaya-Jawa Timur: Dengan predikat Cum Laude, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berhasil menyelesaikan studi doktoralnya, melalui…
Surabaya: Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) resmi menyelesaikan studi Doktoralnya setelah melaksanakan Ujian Doktor…
Jakarta: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Wakil…
Jakarta - Dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti…
Magelang: Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) memberikan ceramah kepada 1.099 siswa/siswi SMA Taruna Nusantara…
Jakarta; Menghadiri secara langsung Penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Apel Akbar Partai Gerindra di…