Mantan Menteri dan Doktor Ekonomi Berkolaborasi Ingin Lanjutkan Tradisi

Partai Demokrat sepertinya tak ingin melepas dominasinya di Jawa Timur. Setelah dua periode dipimpin kadernya, Soekarwo, kini Demokrat hendak memenangkan jagoan berikutnya.

Buktinya, baru saja genderang pilkada ditabuh, ketua umum partai tersebut yang juga Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Ani, turun langsung menemui warga guna menyosialisasikan kandidat yang diusung partainya Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.

Sebagai putra asli Jawa Timur, SBY tentu ingin kampung halamannya dipimpin oleh sosok yang dinilai memiliki kecakapan, integritas dan visi membangun negeri. Oleh karena itulah, sejak awal pencalonan, SBY selalu mewanti-wanti Khofifah dan Emil agar selalu dekat dengan rakyat, mendengar aspirasi mereka dan berupaya sekuat tenaga untuk mewujudkan harapan mereka jika sudah terpilih nantinya.

“Sarannya Pak SBY (ke Khofifah-Emil) lebih sering meet the people, ketemu masyarakat,” kata Ketua DPD Demokrat Jawa Timur Soekarwo beberapa waktu lalu. Itulah yang harus dilakukan jika ingin disukai oleh rakyat. Harus banyak bertemu rakyat, meski dari hasil survei, popularitas mantan Menteri Sosial ini, lebih tinggi dari kandidat lain.

Berdasarkan hasil survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) yang dirilis pada Kamis 22 Februari 2018, popularitas Khofifah berada di urutan pertama dengan 94,1 persen, disusul oleh Syaifullah Yusuf 90,9 persen, dan Emil 48,7 persen. Sedangkan Puti Guntur Soekarno dikenal oleh hanya 28,5 persen responden. Ini merupakan modal yang baik bagi passangan Khofifah-Emil. Mereka sangat populer di tengah masyarakat. Ditambah lagi, kandidat ini diusung oleh partai politik yang telah berhasil memenangi hati rakyat selama dua periode kepemimpinan di Provinsi Jatim.

Meski begitu, kandidat ini belum bisa berpuas hati dulu. Dari survei yang sama, elektabilitas Khofifah-Emil ternyata belum sebagus popularitasnya. Pasangan nomor urut satu ini diprediksi memiliki dukungan 46,3 persen suara. Sementara pesaingnya diperkirakan berada di angka 53,7 persen. Memang, selisihnya tak begitu jauh. Waktu juga masih panjang untuk mengejar ketertinggalan. Karena itulah, SBY dan Pakde Karwo, panggilan akrab Soekarwo, berusaha sepenuh hati memperkenalkan pasangan ini ke rakyat Jatim.

Nawa Bhakti Satya

Kans Khofifah-Emil untuk unggul di pemilihan sebenarnya terbuka cukup besar. Khofifah telah dua kali ikut pilkada, pada 2008 dan 2013. Ia memiliki cukup banyak konstituen di provinsi ini. Apalagi, pada kontestasi demokrasi terakhir yang ia ikuti, Pakde karwo selaku petahana cukup kewalahan mengatasi perlawanan ketua umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Sementara calon wakilnya, Emil Dardak, merupakan bupati Trenggalek yang muda dan cerdas, sehingga dirasa mampu meraih simpati pemilih dari kalangan mileneal. Prestasi Emil yang paling menonjol adalah di sektor pendidikan. Anak mantan Wakil Menteri PU ini telah meraih gelar doktor di bidang ekonomi pembangunan dari Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Di dunia politik, suami artis Arumi Bachin ini juga dinilai berprestasi karena berhasil memenangi Pilkada Trenggalek dengan raihan suara 76 persen di usia yang baru menginjak 30 tahun.

Jadi kolaborasi kedua tokoh ini dinilai akan saling melengkapi. Khofifah dengan segudang pengalaman, dan Emil yang memiliki visi pembangunan ke depan. Pasangan ini diyakini bakal menjadi pemimpin yang tepat bagi masyarakat. Setidaknya, hal itu sudah tergambar dari program yang dicanangkan kandidat ini. Program andalan yang dinamakan Nawa Bhakti Satya.

Program itu di antaranya berisi; Bhakti 1: Jatim Sejahtera, yaitu mengentaskan kemiskinan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial.

Bhakti ke-2: Jatim Kerja, yaitu Millineal Job Center dengan cara memberikan job training, pendidikan vokasi, membantu starting-up usaha, membantu promosi bagi usahawan muda, dan membantu pembiayaan usaha pada tahap awal usaha. Bhakti ke-3: Jatim Cerdas dan Sehat, yaitu pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas. Bhakti ke-4: Jatim Akses, yaitu membangun infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu, dan keadilan akses bagi masyarakat pesisir dan desa terluar.

Bhakti ke-5: Jatim Berkah, yaitu dengan memberi tunjangan kehormatan bagi imam masjid di kampung, pesisir, dan pulau terluar. Bhakti ke-6: Jatim Agro, yaitu memajukan sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan neayan. Bhakti ke-7: Jatim Berdaya, yaitu memperkuat ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM, koperasi, dan mendorong pemberdayaan pemerintahan desa.

Bhakti ke-8: Jatim Amanah, yaitu menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, efektif, dan anti korupsi. Dan yang terakhir, Bhakti ke-9: Jatim Harmoni. Khofofah-Emil siap menjaga harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup. Pariwisata partisipatoris, integrasi museum perpusda dan galeri seni, ruang kebhinekaan, seni tradisional, clean industries, green city, halal tourism, 51 titik potensi ESDM.

Jika nanti pasangan ini bisa terpilih, dan program-program ini berjalan, tentu harapan Khofifah untuk melanjutkan tradisi Jawa Timur sebagai mata air bagi berbagai inspirasi, kepemimpinan, dan produktivitas nasional, bakal terwujud.

Semoga.

(Arya Bima Saputra/pemerhati politik di Jawa Timur/PolitikToday/dik)