Oleh: Abdullah Rasyid*)
Hari ini Hari Batik Nasional. Kota yang sudah mendeklarasikan dirinya sebagai kota batik adalah Solo The City of Batik.
Di kota itu ada kampung batik namanya Laweyan. Kampung dimana para pembatik berkumpul membangun home industry.
Tiap rumah memiliik tradisi membatik turun temurun sejak tahun 1900an. Di kampung itu ada jejak organisasi Kyai Haji Samanhudi dan HOS Tjokroaminoto yang membangun organisasi saudagar bernama Serikat Dagang Islam. Menjadi cikal bakal organisasi pergerakan nasional di Indonesia.
Melalui jejak Kampung Laweyan, kampung batik di Pekalongan, Cirebon, dan kampung tenun ikat di pelbagai pulau serta Kampung Bordir di Padang dan songket Palembang kita dapat mempelajari bahwa ternyata kehadiran batik, tenun ikat, songket dan handicraft atau industry heritage dan infrastruktur home industrinya di Indonesia adalah symbol kemandirian Bangsa Indonesia.
Small Medium Enterprises sejak tahun 1920 an telah jadi kekuatan ekonomi tersendiri.
Kemandirian yg memiliki kekuatan daya saing melalui olah fikir, imajinasi, kreatifitas dan inovasi serta yang jangan dilupakan organisasi ekonomi yang kuat dan tangguh.
Meskipun demikian, diakuinya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh dunia, tidak serta merta diperoleh.
Batik sempat hampir ditinggalkan oleh masyarakat, termasuk generasi muda. Hingga akhirnya, batik hampir saja diklaim oleh Malaysia.
Saat itulah seolah masyarakat menjadi tersadar, bahwa batik adalah warisan leluhur yang harus dilestarikan.
Menghadapi persoalan itu, Pemerintah Indonesia tak tinggal diam.
Tahun 2008, pemerintah mendaftarkan batik ke dalam jajaran daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO.
Setelah diterima secara resmi pada 9 Januari 2009, beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengukuhkan batik Indonesia dalam daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Batik berhasil diakui dunia internasional sebagai warisan budaya asli Indonesia, di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat ini, batik telah menjadi bagian sehari-hari kehidupan masyarakat Indonesia. Modelnya juga sudah beragam dan mengikuti tren fashion kekinian.
Jika dulu warna batik hanya identik dengan coklat dan hitam, maka kini berbagai kombinasi warna-warna lain seperti ungu, merah, hijau, kuning hingga biru pun sudah dengan mudah ditemui.
Mari kita warnai Indonesia dengan BATIK.
Salam
*) Sekretaris Departemen Dalam Negeri DPP-PD dan Caleg DPR-RI Dapil DKI Jakarta II
Surabaya-Jawa Timur: Dengan predikat Cum Laude, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berhasil menyelesaikan studi doktoralnya, melalui…
Surabaya: Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) resmi menyelesaikan studi Doktoralnya setelah melaksanakan Ujian Doktor…
Jakarta: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Wakil…
Jakarta - Dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti…
Magelang: Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) memberikan ceramah kepada 1.099 siswa/siswi SMA Taruna Nusantara…
Jakarta; Menghadiri secara langsung Penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Apel Akbar Partai Gerindra di…