Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersalaman dengan Mas Murdjoko Sahid, di Hotel Aston, Bojonegoro, 5 April 2018. (Foto: Didik Mukri)

Sebuah Ungkapan Hati Mas Murdjoko Sahid, Seniman di Tuban Selatan

Oleh: Didik Mukrianto SH MH*)

Sekilas tentang Karya Seni Akar Kayu Jati Mas Murdjoko Sahid:

Mas Murdjoko Sahid adalah tokoh muda yang sangat inspiratif dan motivatif buat saya. Beliau adalah guru, pembimbing dan sumber Inspirasi buat saya;

Masa kecil beliau diwarnai dengan didikan kuat dan keras dari ayahandanya, lulusan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) setara SMP di Zaman Penjajahan Belanda.

Saat kecil, Mas Sahid dilarang keras olah ayahandanya untuk membaca buku. Setiap buku yang ditemukan dibaca dan diketahui ayahandanya, pasti dibakar. Karenanya, dalam pendidikan, Mas Said hanya dapat mengenyam sekolah dasar (SD).

Hanya lulus SD, membuat Mas Sahid “dendam” untuk membaca buku. Itu dendam positif. Dendam itu membuatnya  bertekad kuat untuk belajar sangat keras. Alhamdulillah,akhirnya ia  mampu mengejar ketertinggalannya dengan menempuh ujian Paket B (setara SMP )dan C (setara SMA).

Kehidupan Mas Sahid memang penuh perjuangan keras. Beliau adalah bagian moral force dan kontrol sosial bagi masyarakat Bangilan, khususnya, dan Tuban pada umumnya. Bahkan saat ini ia menjadi agen perubahan yang baik untuk masyarakat Tuban.

Semasa belia, Mas Sahid melihat masyarakat Bangilan ditekan dan diperas oleh oknum preman terus menerus. Masyarakat tidak bisa melawannya karena konon preman tersebut tidak mempan senjata apa pun. Akhirnya bersama sahabatnya Mas Sukirno, Mas Sahid tergerak hatinya untuk melawan. Perlawanan tersebut berakhir dengan masuknya Mas Sahid dan Pak Sukirno ke balik jeruji besi karena “preman” tersebut berakhir hidupnya.

Selama “nyantri” di jeruji besi, Mas Sahid bergaul dengan banyak sahabat dan terus menebarkan kebaikan. Pada akhirnya setelah ia dan Mas Sukirno keluar dari balik jeruji besi, Mas Sukirno menjadi Kepala Desa Bangilan, sementara Mas Sahid tetap menebarkan kebaikan dan menyatukan segenap pemuda dan rakyat Tuban.

Di tengah dendamnya terhadap buku, meskipun terbatas akses ekonominya, Mas Sahid merantau ke Jakarta. Selama setahun di Jakarta, ia hanya ingin banyak membaca buku. Tidak mampu membeli buku, yang dilakukan adalah keluar masuk toko buku hingga diusir satpam berkali-kali. Alhamdulillah akhirnya ia berhasil membaca kurang lebih 25.000 judul buku hingga saat ini.

Tidak henti untuk menebar kebaikan, menurut saya, Mas Sahid adalah sosok kyai, guru, pembimbing, inspirator dan motivator yang sangat kuat komitmen dan keinginannya untuk terus menebar kebaikan, kemanfaatan dan kemajuan generasi muda dalam memajukan negeri ini.

Saat ini Mas Sahid mengelola pengajian setiap 35 hari sekali di rumahnya. Uniknya para “santri” beliau adalah “preman” insyaf sebanyak 900 orang.

Sebagai keprihatinan dan kecintaannya terhadap NKRI, sebagai seorang seniman, Mas Sahid mencoba menuangkan perasaanya melalui ukiran kayu. Karya yang sangat inspiratif dan menyentuh adalah saat ia membuat ukiran akar kayu jati.

Selama 10 tahun, ia memulai karya seni itu tanpa sebuah konsep. Diawali dengan kebanggaan terhadap “Garuda” Indonesia di masa Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ternyata hasilnya di luar dugaan. Karya tersebut selesai kira-kira satu tahun lalu di era Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Karya yang dimulai dengan semangat nasionalisme dan kebanggaan, ternyata berbuah kepada “Garuda yang Terjepit Karang dan Ular Naga”.

Ia mengaku sangat kaget dengan karya itu. Tetapi ia memaknai bahwa karya itu merefleksikan kondisi saat ini: negara kita, garuda kita terjepit karang dan naga.

Dari Isi hati dan gundah gulana tersebut, hanya satu keinginan dari Mas Sahid mampu menyampaikannya kepada Tokoh Bangsa, Bapak Bangsa dan Negarawan Sejati Bapak SBY. Alhamdulillah Allah SWT menuntun dan memberi jalan. Pada 5 April 2018, bertempat di Hotel Aston, Bojonegoro, Mas Sahid diterima oleh Bapak SBY dan Ibu Yudhoyono. Mas Sahid bangga karena karyanya diterima Pak SBY.

Berikut saya sampaikan, curahan hati Mas Murdjoko Sahid di hadapan Bapak SBY dan Ibu Ani Yudhoyono:

Patung Jati Ukir “Garuda Terjepit Karang dan Ular Naga” (Foto: Didik Mukri)

Pak SBY …

Sepuluh tahun ..

Engkau ndadah dan ndulang kami

ngemong kami… mengayomi

Dulu kami bisa tidur dengan pulas walau seharian bekerja keras

Dulu kami bebas berkarya tanpa ancaman penjara

 

Bapakku..

Bisikkan pada Jakarta

Tempat para penguasa bertahta

Kabarkan pada mereka

Jika kami memberanikan-menegakkan kata

Itu bukan karena benci, sakit hati atau rasa dengki

 

Semua atas dasar cinta

Cinta pada negeri ini

Maka tak layak kejujuran kami harus ditakut-takuti dengan jeruji besi

 

Tivi-tivi telah menjadi hantu bagi anak-anakku

Jalan-jalan raya yang dulu tenang

Kini telah menebarkan ancaman

Rumah-ruma suci

tempat kami menenangkan diri

tempat kami menenangkan diri

Kini pun telah dilanda fitnah dan dengki

 

Tahun-tahun ini

Bulan-bulan ini

Hari-hari ini

Hati Kami hanya nratap dan was-was

Ke mana kapal negeri ini akan dilabuhkan?

 

Para pendiri bangsa ini telah bersepakat

untuk mengambil lambang Burung Garuda sebagai filosofi semangat bangsa ini

 

Burung Garuda tidak pernah ada

hanya dinisbatkan sebagai rajanya burung

sebagai tunggangan Dewa Wisnu, dewa pemelihara, menurut akar keyakinan klasik bangsa ini .

 

Burung Garuda difitrahkan sebagai avatar pembasmi bala

Predator pemangsa ular

 

Kalaupun kini ular-ular berbisa bertelur menetas dan berkembang biak di negeri ini dengan populasi yang sedemikian mencemaskan…

 

Pangejawantahan sifat-sifat ular itu telah menggurita di mana saja

di parlemen kita… di kementrian kita… di pendidikan kita… di pasar-pasar kita ..di jalan-jalan raya kita…di pos-pos sistem instansi-instansi kita… hingga menguapkan aroma wabah yang menjalar menumbuhkan rasa gentar di dada kita ..menyemaikan benih-benih prasangka, melahirkan bibit-bibit keretakan pada sistem kekeluargaan agung bangsa kita… yang dulu kita bangga-banggakan.

 

Itu karena Sang Garuda sedang tersandera terjepit batu-batu karang… terancam kepungan ular-ular pengkhianat bangsa ini… sampai dengan bebasnya raja ular yang bernama naga membelit kuat garuda kita…

 

Karang-karang itu, jawabnya mungkin ada di kita sendiri… karang ketidakpedulian… karang sendiri… karang ketidak pedulian… karang korupsi… karang narkoba… karang disintegrasi bangsa… karang egois karang tak bisa memaafkan…..

 

– dan naga itu telah menguasai sendi sendi vital kita, sendi kebudayaan generasi kita, sendi strategis perekonomian kita… naga itu telah membunuh satu generasi bangsa ini dengan narkoba… naga itu telah memasangkan jerat theologi haram bernama komunis yang sekarang dikemas dengan begitu manis .

 

siapakah naga itu… siapakah karang itu… jawabnya mungkin sudah ada pada kejujuran kita sendiri… mungkin karang itu adalah kita… kita sendiri …

 

mungkin naga itu bukan kita … tapi dengan tidak sengaja atau mungkin sengaja sukarela mengikhlaskan tanpa kepedulian simbol kebanggaan kita… yang kian melemah terbelit hegemoni raja ular itu.

 

kita tak menyalahkan siapa pun…akan tetapi kita tetap pantang mundur… tetap semangat belajar… belajar dari sejarah kita sendiri… mandiri… mandiri tanpa intervensi tanpa ditakut-takuti dengan jeruji besi

 

selama generasi ini masih semangat berkarya untuk mewujudkan rasa cinta yang bergelora… memompa jantung mendenyutkan darah.. darah yang berwarna merah… merah dan putih…

 

selama telur-telur garuda masih menetas dan mmperkokoh cakar-cakarnya, takkan kita biarkan ular-ular berbisa berkembang biak di negeri ini…

 

selama generasi ini masih tetap mau rajin membaca, membaca sejarahnya… hingga tertancap rasa cinta… cinta yang menggelora pada negeri ini… selama generasi ini masih kutu buku mencintai ilmu… ilmu yang dilandaskan pada sebuah pengabdian yang tulus… selama generasi masih bergelora api cintanya pada tumpah darah ini… bersatu padu dengan semangat PANCASILA…

Sekuat apa pun belitan naga itu, pastikan akan udar.

 

jangan biarkan diri kita berselisih faham yang justru menjadikan garuda kita kian tersandera… hingga maling-maling imperialisme kembali berjaya dinegeri ini… tertawa cekikikan melihat kedunguan kita…

 

garudaku, cepatlah bebas kepakkan sayapmu… pekikkan nyaring suaramu… hunjamkan tajam cakar-cakarmu… bebaskan negeri ini dari segala penjajahan model baru… yang kini berkedok dengan segala make up menggoda…

 

dengan kepandaian silat lidah namun membawa dampak yang memecah belah… yang tiap hari memadati tivi mengabarkan cinta namun prakteknya dusta…

 

garudaku…

dengan ketajaman analisamu..dengan kearifanmu… dengan kekuatanmu… dengan ketegasanmu…

dengan kekesatriaanmu… dengan kewibawaanmu… dengan keadilanmu, singkapkanlah cadar-cadar penjajah itu

ular dan naga takkan mungkin hidup satu kandang dengan elang dan garuda…

Bojonegoro, 5 April 2018

*)Anggota DPR RI – Dapil Jatim IX Bojonegoro – Tuban

 

didit

Recent Posts

AHY Resmi Sandang Gelar Doktor Dengan Predikat Cum Laude dari Universitas Airlangga

Surabaya-Jawa Timur: Dengan predikat Cum Laude, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berhasil menyelesaikan studi doktoralnya, melalui…

1 week ago

Penuh Haru, Menteri AHY Persembahkan Gelar Doktor untuk Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono

Surabaya: Menteri ATR/Kepala BPN,  Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) resmi menyelesaikan studi Doktoralnya setelah melaksanakan Ujian Doktor…

1 week ago

Dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, Menteri ATR/Kepala BPN dan Wamen ATR/Waka BPN Ikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

Jakarta: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Wakil…

2 weeks ago

HUT ke-23 Partai Demokrat, AHY: Lanjutkan Pembangunan, Tingkatkan Kesejahteraan

Jakarta - Dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti…

1 month ago

Hadir di SMA Taruna Nusantara sebagai Alumni, Menteri AHY Motivasi Siswa untuk Menjadi Generasi yang Optimis dan Berkarakter

Magelang: Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) memberikan ceramah kepada 1.099 siswa/siswi SMA Taruna Nusantara…

1 month ago

Hadiri Penutupan Rapimnas Partai Gerindra, AHY: Demokrat Selalu Siap Bersinergi Untuk Rakyat

Jakarta; Menghadiri secara langsung Penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Apel Akbar Partai Gerindra di…

2 months ago