Ketua FPD DPRD Sulsel Haidar Majid (dok pri)

Oleh: Haidar Majid*)

Belakangan ini, sebagian orang seolah-olah tak lagi punya “aib”, sehingga memiliki banyak waktu untuk membincangkan dan mengurusi aib orang lain. Bahkan karena merasa diri tak ‘berinvestasi’ aib, sebagian orang itu dengan leluasa berusaha mencari-cari, mencongkel-congkel aib orang, untuk selanjutnya dipertontonkan, untuk selanjutnya digelar, terutama di media sosial.

Cobalah kita amati time line di media sosial. Hampir setiap saat kita jumpai status, berita, link atau ‘meme’ yang menyoal aib seseorang. Aib tersebut tampaknya sengaja diumbar dengan motif tertentu, agar si ‘pemilik’ aib menjadi “malu”, agar si ‘pemilik’ aib menjadi ‘lumpuh’ dan agar si ‘pemilik’ aib tak bisa berbuat apa-apa.

Jika melihat trend, tampaknya “aib” menjadi semacam “senjata” baru untuk perang, untuk melumpuhkan orang. “Aib” dipercaya sebagai senjata mematikan dan karenanya, semakin banyak tahu tentang aib seseorang, maka peluang untuk ‘menang’ semakin terbuka lebar dan lawan semakin potensial untuk ‘keok’ tak bisa berbuat apa-apa.

Agar bisa banyak tahu tentang “aib” seseorang, tentu membutuhkan upaya ‘ekstra’. Bisa dengan cara konvensional, misalnya dengan cara bertanya atau mencari tahu atau juga dengan bisik-bisik. Bisa pula dengan memanfaatkan ‘teknologi’, menggunakan berbagai piranti modern dalam rangka menguak berbagai aktivitas seseorang yang bisa jadi salah satunya ‘berbau’ aib.

Aroma ‘aib’ biasanya cepat menyebar. Ini juga yang justru mengherankan. Masalahnya, aib itu identik dengan ‘bau busuk’, yang seharusnya jangan dicium atau setidaknya menghindar agar tak tercium. Sementara yang terjadi justru sebaliknya, banyak orang yang gemar ‘mencium’ aib orang, malah aroma ini dilipatgandakan agar semakin banyak lagi yang menciumnya.

Media sosial memiliki peran strategis dalam penyebaran aroma aib itu. Alasan pertama, karena media sosial merupakan wadah yang tak bertepi sehingga media ini dengan cepat bisa mengabarkan aroma tersebut ke mana-mana. Kedua, media sosial tidak menampilkan pemilik akun secara langsung saat menebar aroma aib seseorang, sehingga yang bersangkutan tak memiliki kendala psikis untuk menulis atau mengunggah apa saja, sekena hatinya.

Ketiga, media sosial membuka ruang untuk banyak orang ikut berkomentar, menambah konten aib, juga berpeluang untuk ikut menyebar aroma aib itu. Dan keempat, para pelaku penyebar aroma aib, sepertinya ‘bersepakat’ bahwa mereka semua sepertinya tak memiliki aib, sehingga dengan enteng dan  tanpa pikir panjang melakukan itu semua.

Padahal, logika “aib” itu sederhana saja, yakni semua kita punya “aib”, sekecil apapun itu. Minimal kita punya penyakit kulit yang selalu saja kita tutupi agar tak terlihat orang lain. Bayangkan saja jika apa yang kita tutup-tutupi itu terlihat orang, kemudian disebar luaskan, kemudian dikomentari, kemudian digandakan, kira-kira apa yang kita rasakan?

Hal yang sama pasti dirasakan oleh orang yang aibnya disebarluaskan. Malu, gelisah, galau. Belum lagi jika kita bicara tentang keluarga yang bersangkutan, yang juga harus menanggung “rasa”, sementara keluarga yang dimaksud sama sekali tidak berkait langsung dengan “aib” yang disebarkan itu. Bagaimana dengan kondisi psikis mereka?

Olehnya, berhentilah memanfaatkan “aib” sebagai ‘senjata’, sebagai ‘alat perang’ karena senjata dan alat perang seperti itu terlalu banyak menelan korban yang sebenarnya tidak masuk dalam ‘wilayah perang’. Dan yang terpenting untuk diingat, aib sebagai senjata, bisa berbalik menjadi “senjata makan tuan”, karena sekali lagi, setiap kita punya aib yang sewaktu-waktu juga bisa menjadi senjata orang untuk melumpuhkan kita.

Makassar, 9 Juni 2017

Salam #akumemilihsetia

*)Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Sulawesi Selatan

didit

Recent Posts

AHY Resmi Sandang Gelar Doktor Dengan Predikat Cum Laude dari Universitas Airlangga

Surabaya-Jawa Timur: Dengan predikat Cum Laude, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berhasil menyelesaikan studi doktoralnya, melalui…

1 week ago

Penuh Haru, Menteri AHY Persembahkan Gelar Doktor untuk Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono

Surabaya: Menteri ATR/Kepala BPN,  Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) resmi menyelesaikan studi Doktoralnya setelah melaksanakan Ujian Doktor…

1 week ago

Dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, Menteri ATR/Kepala BPN dan Wamen ATR/Waka BPN Ikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

Jakarta: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Wakil…

2 weeks ago

HUT ke-23 Partai Demokrat, AHY: Lanjutkan Pembangunan, Tingkatkan Kesejahteraan

Jakarta - Dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti…

1 month ago

Hadir di SMA Taruna Nusantara sebagai Alumni, Menteri AHY Motivasi Siswa untuk Menjadi Generasi yang Optimis dan Berkarakter

Magelang: Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) memberikan ceramah kepada 1.099 siswa/siswi SMA Taruna Nusantara…

1 month ago

Hadiri Penutupan Rapimnas Partai Gerindra, AHY: Demokrat Selalu Siap Bersinergi Untuk Rakyat

Jakarta; Menghadiri secara langsung Penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Apel Akbar Partai Gerindra di…

2 months ago